Biarkan matahari berarak Saat ku jatuh dalam lara, jika itu sebuah pilihan Beratku menanggung beban di musim ini Membuat aku menggurui nasibku sendiri Ingin aku tanggalkan ikatan itu, namun susah payah Karena ragaku dilingkari sebuah jerat hati. Biarkanlah jika sampai saat ini aku masih punya dendam, cinta palsu yang telah kamu berikan begitu perih menusuk seluruh persendianku menghujat semua yang ada pada diriku dan mulai juga membuat aku hilang rasa percaya diri untuk kembali merasakan indahnya cinta. Rasa itu begitu perih dan pedih, bukan cuma aku tapi seluruh keluargaku juga merasakan yang sama denganku. aku benci cinta ini.
Senin,1 agustus 2009
“Ran kamu dimana ran?” “ya dirumahlah, kenapa wan? “aku kog kayak ngeliat ratu ya ran, dia lewat depan rumah , kaca mobilnya terbuka. sama cowok loh!” Pagi yang indah untuk memulai segala sesuatunya namun segalanya terganjal oleh kehadiran sebuah telepon dari seorang teman yang mengatakan melihat kamu sedang berdua pergi dengan seorang pria… ” Ah, mana mungkin!” dengan nada kurang senang aku menaggapinya. “bener ran, nggak mungkin lah aku salah orang tapi ya sudahlah kalo kamu nggak percaya.” Seketika itu sambungan telepon tertutup. Namun apakah aku juga harus percaya dengan warta yang telah terkirim tadi, karena hingga saat ini handphone seseorang yang aku sebut kekasihku juga nggak aktif-aktif. Padahal, tadi malam aku sudah mengingatkanya lagi bahwa pagi ini seharusnya kamu sudah bersiap-siap di rumahmu menunggu jemputan dari aku, karena kita berencana untuk menghadiri pesta wisuda sepupuku yang akan di laksanakan hari ini. Antara bingung dan bimbang aku melajukan motor bututku menuju rumahmu, menghilangkan fikir negative tentangmu. dan sesampainya aku di sana hanya sebuah kata bahwa kamu sudah pergi terburu-buru dari pagi karena ada urusan mendadak sedangkan pesan itu aku dengar dari pembantu setia yang ada di rumahmu. Urusan mendadak apa?.. batinku sendiri, apa yang kamu kerjakan di hari libur seperti ini, tapi ya sudahlah. Akhirnya aku pergi sendiri walau ada sedikit curiga tapi aku masih mencoba untuk berfikir positive. Mudah-mudahan saja teman aku, benar-benar salah orang. Dan kamu memang benar-benar sedang ada urusan mendadak dengan keluarga kamu. Rabu,2 september 2009
Makalah kamu, ya tuhan aku belum sempat menyelesaikanya, padahal tinggal satu hari lagi akan dikumpul di sekolah sebagai tugas tambahan dari guru biologi, Seharian aku pikirkan itu, dengan seabrek kegiatan sekolahku, pekerjaan paroh waktuku dan waktu untuk melayani pujaan hatiku. “ yank,…kalau kamu yang teruskan makalahnya gimana?.” Aku kirim sebuah pesan ke handphone kamu. berharap ada respon. Karena, memang hampir nggak sempat aku melakukan semuanya hari ini. Sekian menit aku menunggu balasan ternyata lampu handphone ku menyala juga. “ lho… mang belum selesai ya,?..kan besok harus dikumpul,duh hari ini aku nggak bisa deh. soalnya mau nemenin mama ke salon, pokoknya harus selesai besok pagi ya cinta.” Duh jawaban kamu membuat aku pusing, tapi memang karena cinta itu membutakan segalanya, aku turuti permintaanmu, Sudah berkali-kali aku menjadi mesin pencari data untuk seseorang yang aku sebut kekasih, ya…seperti hari ini dan aku nggak ngerti, seperti kerbau di cocok hidungnya aku selalu ikutin apa permintaanmu, seperti anak dugem aku selalu manggut-manggut saat sebuah perintah tersambut di otaku. Atas nama cinta juga aku selalu korbankan segalanya, karena memang harus ada yang dikorbankan dalam sebuah hubungan. Lelah sekali aku pagi ini, semuanya bercampur jadi satu. Bayangkan aku ngetik sampai pagi, dan semua itu aku korbankan untuk menyelesaikan tugas seseorang yang aku sebut sebagai kekasih. huuaaahhhh……. “randy..bell nya bunyi tuh..coba dilihat siapa yang datang?.” suara mama membuat aku sedikit tersontak dari lamunku, ada yang datang sepagi ini bisik hatiku dan segera aku menuju pintu gerbang di rumahku. Inilah satu hal yang membuat aku nggak bisa melupakan seseorang yang aku sebut kekasih, senyumanya yang bisa membuat seluruh persendihanku rapuh. Nggak sia-sia aku selalu mengutamakanya karena satu senyum saja sudah membuat hilang rasa letih ini. “pagi nona?, dengan senyum yang sama aku sapa kamu “sayang..baru bangun ya?” kamu masuk dan mengacak rambut keringku ya.. masih dengan senyum yang sama juga. “aku kesini mau ambil makalahnya, udah selesai kan yank?” katanya lagi bersemangat. “udah dong” singkat jawabku. Dengan masih tetap memperhatikan kamu yang pagi-pagi sudah segar sekali, beda dengan aku.. Tapi begitu cepat kamu berlalu, karena tujuan utama hanya untuk mengambil hasil tugas yang di bebankan kepadaku, padahal aku masih pengen kamu berada disini berlama-lama, mungkin karena jarak pertemuan kami yang sangat jarang ditambah lagi kami beda sekolah, itulah yang membuat rasa rinduku seperti selalu tertimbun dan nggak bisa dikendalikan, hanya wangi parfumnya yang masih tertinggal disini, tapi ya sudahlah memang ini bukanlah waktu yang tepat untuk berkangen-kangenan, aku bergegas masuk kedalam rumah lagi untuk memulai lagi pagi ini dengan indah.
Kamis, 4 oktober 2009
“udah di pakai kemejanya, kog dari tadi masih pake kaos toh.!” Suara mama menggema di gendang telingaku. “ia mah “ jawabku tanpa menoleh mama yang ada di belakang ku. Uh……rumah ku sudah mulai ramai oleh para undangan yang sengaja di Undang mama dan adik-adik untuk merayakan hari yang special mungkin untuku, tapi nggak tau ah, walau masih jam 7 an malam ini. Tapi kenapa masih belum hadir-hadir seseorang yang seharusnya lebih awal berada disini. “Apakah aku harus menghubunginya lagi,” bisik hati ku sendiri, aku coba menghubungi nomer hapenya, dan dengan suara yang sama aku mendengar seorang wanita yang menjawab, dengan jawaban nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Haruskah aku kesal, sedih, kecewa, dan apalah itu. Karena sampai acara ini selesai seseorang yanh aku sebut kekasih ku nggak datang juga. Nggak ada yang aku harapkan darinya, aku nggak butuh kado bawaanya. Hanya sosok dialah, itu saja… Malu sekali aku saat teman-teman sepengajianku bertanya, mana pacar ku?, Dan mama yang sudah sedari tadi ikut menunggu calon menantunya juga Cuma bisa pasang muka diam dan diam. Karena sudah terlanjur memamerkan dia di depan tetangga kami. tapi ya…sudahlah mungkin ini adalah pengalaman terpahitku di ulang tahun yang ke-17 tampa seorang kekasih…
***
“segerombolan anak yang diduga masih berusia belasan tahun dan masih bersekolah tertangkap tangan sedang memakai obat-obatan terlarang. Di dalam sebuah pusat hiburan malam di jl. Imambonjol medan.” Aku mendengar berita yang berasal dari ruang tamu, ternyata adik ku sedang menghidupkan tv dengan volume yang besar. Mungkin dia capek karena sudah bantuin mama seharian tadi. “ mas randy, ada mbak ratu masuk tv!!..” Adik ku berteriak dan mengagetkan ku. “ah..yang benar.!” Aku segera berlari menuju ruang tengah. Dan aku terperanjat antara kaget dan shock karena memang benar. Seseorang yang aku sebut kekasihku saat ini sedang di gelandang oleh seorang polisi berpakaian preman, aku lihat dia nggak sendirian, tapi berempat dan semuanya aku kenal. Terlebih seorang cowok yang berada di sebelahnya, karena cowok itu adalah teman sekolahku. Dan menjabat sebagai salah satu orang penting di osis sekolahku. Saat itu juga aku ngerti, dan aku mulai benci…doaku Cuma, terimalah pembalasan atas cinta palsu yang telah kau hunus di lubuk dalam hatiku. untuk seseorang yang aku sebut kekasihku, sekali lagi aku benci kamu…
The end
Sabtu, 12 Februari 2011
Seseorang yang aku sebut kekasih,,,,
Label:
Lain-lain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar