PENDAHULUAN
Secara umum rasa cemas dimiliki oleh
setiap individu, kecemasan merupakan respon yang paling umum menyatakan kondisi
waspada.Kecemasan menjelang pengumuman hasil ujian nasional merupakan salah
satu fenomena yang sering dialami oleh siswa. Hasil ujian nasional selama ini
merupakan hasil yang sangat ditunggu-tunggu
, karena hasil itu akan menjadi alat seorang siswa untuk melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil ujian nasional juga akan
menentukan dimana seorang siswa akan melanjutkan sekolahnya. Jika hasilnya baik
maka seorang siswa tersebut dapat melanjtkan ke sekolah yang termasuk sekolah
unggulan di propinsi atau kabupatennya namun jika hasil ujian nasional siswa
tersebut tidak terlalu memuaskan maka ia tidak akan bersekolah di sekolah unggulan
tersebut. Sayangnya tenggang waktu antara pelaksanaan dengan pengumuman hasil
ujian nasional memakan waktu yang lama sehingga siswa semakin lama
menunggu.Menunggu pengumuman hasil ujian nasional bagi sebagian siswa adalah
hal yang membuat mereka cemas.
Kecemasan berarti Cemas atau anxiety merupakan emosi
dasar, yang melukiskan kekhawatiran, kegelisahan dan ketakutan, yang akrab
sekali dengan kehidupan Anda sehari-hari. Jika kecemasan ini dialami oleh siswa
SMP yang notabene nya masih tergolong remaja dengan kondisi emosional yang
masih labil ditakutkan akan menggangu perkembangan emosinya. Sehingga perlu
usaha yang dipikirkan secara mendalam untuk menurunkan kecemasan yang ada.
Ada sebuah proses
melepaskan emosi yang dirasakan yang disebut katarsis. Katarsis
adalah metode psikologi (psikoterapi)
yang menghilangkan beban mental
seseorang dengan menghilangkan ingatan traumatisnya
dengan membiarkannya menceritakan semuanya (JS Badudu, 2001). Katarsis ini
diperlukan untuk melepaskan konflik-konflik di alam bawah sadar atau pengalaman
traumatis misalnya perceraian, penyakit yang serius, perubahan dalam pekerjaan
atau lingkungan pekerjaan, kematian seseorang yang dicintai, dan lainnya
seperti kecemasan juga merupakan emosi dasar yang sangat akrab sekali dengan
kita.
Menulis, dalam kaitan pokok tulisan ini,
dimaknai sebagai medan untuk membebaskan diri dari gelora pikiran. Tidak
seorang pun di dunia yang bisa bebas dari beban pikiran.Kita punya pertanyaan
yang perlu dijawab, punya kebahagian yang perlu diungkap, punya kekesalan yang
perlu dibuang. Menulis adalah satu dari sekian cara penyalurannya. Selain itu
dalam blog nya Hezti hazrul mengatakan bahwa Menulis adalah teman curhat tanpa pembatas apa pun, menulis adalah
psikolog paling damai, menulis adalah bapak kehidupan yang memelihara harta
paling berharga, pikiran. Menulis adalah pembebas pikiran agar dapat berpikir
lebih jernih.
Katarsis dalam menulis ekspresif merupakan proses
penyingkapan emosi yang alamiah dan sebenarnya dengan mengubahnya menjadi
bahasa tertulis. Dimungkinkan dengan menulis ekspresif bersifat katarsis ini
kecemasan menjelang pengumuman ujian nasional akan menurun, sehingga keadaan
mental psikologis pada siswa SMP akan membaik. Untuk membuktikannya maka
peneliti tertarik untuk meneliti apakah katarsis dalam menulis ekspresif dapat
menurunkan kecemasan menjelang pengumuman ujian nasional pada siswa SMPN 4
Banguntapan Bantul.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan
adalah ketidak-mampuan individu dalam mengendalikan emosi dan perasan antara
ketakutan dan kekhawatiran (Hyun, 1999), yang kuat serta meluap-luap (Chaplin
(dalam Qonitatin,2011) yang menyebabkan kegelisahan irasional (Mcloone(dalam
Qonitatin, 2011), dan perasaan tidak nyaman pada individu tersebut (Tell(dalam
Qonitatin, 2011).Freud juga berpendapat bahwa kecemasan merupakan pengalaman
subyektif individu mengenai ketegangan-ketegangan, kesulitan-kesulitan dan
tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman (Basuki(dalam Qonitatin,2011).
2. Ciri-ciri Orang Yang Mengalami
Kecemasan
Seseorang dikatakan cemas atau mengalami
kecemasan akan menunjukkan ciri-ciri
kecemasan atau tanda-tanda yang bisa dilihat secara fisik atau
psikologis. Winter (dalam Qonitatin, 2011) mengemukakan ada beberapa
tanda-tanda kecemasan, yaitu:
a.
Merasa
sesuatu yang tidak diinginkan atau sesuatu yang membahayakanakan terjadi
b.
Mulut
kering, sukar menelan atau suara serak
c.
Denyut
jantung atau laju pernapasan meningkat
d.
Gemetar
e.
Ketegangan
otot, sakit kepala
f.
Berkeringat
g.
Mual,
diare, berat badan menurun
h.
Sulit
tidur
i.
Cepat
marah
j.
Keletihan
k.
Mimpi
buruk
l.
Masalah
daya ingat
Sedangkan menurut Daradjad (Hidayat,
2008) membagi ciri-ciri kecemasan tersebut menjadi gejala kecemasan, yaitu :
a.
Gejala
Psikologis
Merupakan
gejala yang terkait dengan kondisi jiwa seseorang yang mengalami kecemasan
meliputi perasaan gelisah, gugup, tegang, menyesal, risau, kacau, dan khawatir,
perasaan tidak berguna, kehilangan gairah dan konsentrasi, yang biasanya
dialami oleh orang yang sedang cemas.
b.
Gejala
Fisiologis
Menyangkut
kondisi badan atau tubuh seseorang yang cemas yang ditunjukan dari ekspresi,
seperti gemetar, pucat, menggigit kuku, denyut jantung kencang, keluarnya
keringat.
3. Aspek-aspek Kecemasan
Menurut Dacey ( dalam Qonitatin, 2011) dalam
mengenali gejala kecemasan dapat di tinjau melalui tiga aspek, yaitu :
a.
Aspek
Psikologis : berupa kegelisahan, gugup, tegang, cemas, rasa tidak aman, takut,
cepat terkejut.
b.
Aspek
Fisiologis : berupa jantung berdebar, keringat dingin pada telapak tangan,
tekanan darah meninggi (mudah emosi), respon kulit terhadap aliran galvanis
(sentuhan dari luar) berkurang, gerakan peristaltik (gerakan berulang-ulang
tanpa di sadari) bertambah, gejala somatik atau fisik (otot), gejala somatic
atau fisik (sensorik), gejala Respiratori (pernafasan), gejala Gastrointertinal
(pencernaan),gejala Urogenital (perkemihan dan kelamin).
c.
Aspek
Sosial :sebuah perilaku yang ditunjukkan oleh individu di lingkungannya.
Perilaku itu dapat berupa: tingkahlaku (sikap) dan gangguan tidur.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kecemasan
Menurut
Hambly (dalam Hidayat, 2008) kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah religiusitas, religiusitas disini maksudnya adalah individu
mempunyai kedekatan dengan Sang Pencipta.
Nevid,
dkk (dalam Hidayat, 2008), membagi faktor-faktor kecemasan menjadi empat
faktor, yaitu :
a.
Faktor
Biologis
1)
Predisposisi
genetis
2)
Iregularitas dalam fungsi neurotransmitter
3)
Abnormalitas
dalamjalur otak yang member sinyal bahaya atau yang menghambat tngkah laku
repetitif.
b.
Faktor
Sosial Lingkungan
1)
Pemaparan
terhadap peristiwa yang mengancan atau traumatis
2)
Mengamati
respon takut pada orang lain
3)
Kurangnya
dukungan sosial
4)
Tidak
mantapnya nilai hidup yang diajarkan
c.
Faktor
Behavioral
1)
Pemasangan
stimuli aversif dan stimuli yang
sebelumnya netral (classical conditioning)
2)
Kelegaan
dari kecemasan karena melakukan ritual kompulsif atau menghindari stimuli fobik
(operant conditioning)
3)
Kurangnya
kesempatan untuk pemunahan (extinction)
karena penghindaran terhadap objek atau situasi yang ditakuti
d.
Faktor
Kognitif dan Emosional
1)
Konflik
psikologis yang tidak terselesaikan
2)
Prediksi
yang berlebihan tentang ketakutan, keyakinan yang irasional, sensitivitas yang berlebihan terhadap ancaman, dan self efficacy yang rendah.
5. Jenis-jenis Kecemasan
Kecemasan
adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya
suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai (Anggraeni,
2005).Ada tiga jenis kecemasan :
a.
Kecemasan
realistic (realictic anxiety). Adalah
takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar. Kecemasan ini menjadi asal
muasal timbulnya kecemasan neurotic
dan kecemasan moral.
b.
Kecemasan
neurotik (neurotic anxiety). Adalah
ketakutan terhadap hukumanyang bakal diterima dari orangtua atau yang
dianggapnya sebagai penguasa. Kalau seseorang itu meuaskan insting dengan caranya
sendiri, maka yang diyakininya akan menuai hukuman.
c.
Kecemsan
moral (moral anxiety). Adalah
kecemasan moral yang timbul ketika orang melanggar standar nilai orangtua.
Perbedaaan kecemasan moral dan kecemasan neurotik adalah perbedaan prinsipnya. Pada
kecemasan moral orang tetap rasional dalam memikirkan masalahnya berkat enerji
superego, sedangkan pada kecemasan neurotik, orang dalam keadaan distress
terkadang panic sehingga mereka tidak dapat berpikir jelas dan energy id
menghambat.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh katarsis dalam menulis
ekspresifterhadap penurunan kecemasan menjelang pengumuman hasil ujian nasional
pada siswa SMP N 4 Banguntapan, Bantul.
Hipotesis
Ada pengaruh katarsis dalam menulis
ekspresif terhadap penurunan kecemasan menjelang pengumuman hasil ujian
nasional pada siswa SMP N 4 Banguntapan, Bantul.Kecemasan subjek penelitian
mengalami penurunan setelah diberi perlakuan berupa katarsis dalam menulis
ekspresif.
METODE
PENELITIAN
1. Variable Penelitian
Variable
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah ;
Dependent Variable ; Kecemasan Menghadapi Pengumuman Hasil Ujian Nasional. Independent Variable ;Katarsis dalam
Menulis Ekspresif
2. Definisi Operasional
Kecemasan
menjelang pengumuman hasil ujian nasional adalah ketidak-mampuan individu dalam
mengendalikan emosi dan perasan antara ketakutan dan kekhawatiran yang kuat
serta meluap-luap mengenai hasil ujian nasional sehingga mengakibatkan
kegelisahan irasional dan perasaan tidak nyaman pada individu tersebut.
Kecemasan pada penelitian ini akan di ukur dengan skala kecemasan menjelang
pengumuman hasil ujian nasional.
Katarsis
dalam menulis ekspresif adalah suatu bentuk ekspresi katarsis dengan
menggunakan proses pelepasan diri dari emosi yang ditekan, melibatkan perasaan
alamiah sebenarnya dan mengubahnya menjadi bahasa oral atau tertulis. Subjek
penelitian diminta menulis tentang pengalaman saat mengerjakan ujian sampai
kepada perasaan dialami saat ini mengenai ujian tersebut dan menjelang pengumuman.
3. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata,
abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki
karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004). Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas IX SMP N 4 Banguntapan.
Sampel
adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang
merupakan sumber data (Sukandarrumidi,
2004).Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
non-random atau non-probabilitas. Yaitu teknik pengambilan sampel tidak random.
Peneliti menggunakan sampling purposif, yaitu pemilihan sampel sesuai dengan
yang dikehendaki. Sampel yang dikehendaki dalam penelitian ini antara lain :
Siswa Kelas IX
yang tidak termasuk dalam peserta try out skala kecemasan. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas IX A SMP N 4 Banguntapan.
4. Metode Pengumpulan Data
Peneliti
melakukan serangkaian penelitian, pada hari Senin, 14 Mei 2012 peneliti
melakukan try out di SMP N 4
Banguntapan. Setelah itu peneliti melakukan uji reabilitas, untuk mengetahui
item yang gugur. Setelah dilakukan uji reabilitas, peneliti menyusun lagi skala
kecemasan berdasar blue print yang
baru. Hari senin, 21 Mei 2012 peneliti melakukan pre test dengan 25 siswa dengan skala kecemasan yang sudah diuji
reliabilitasnya yaitu sebesar 0,888.
Setelah
dilakukan scoring, terdapat 13 Siswa yang mengalami kecemasan menjelang
pengumuman Ujian Nasional.Kami menggunakan kriteria rata-rata kelas. Diperoleh
rata-rata 44,8. Skala kecemasan siswa yang diatas rata-rata kelas peneliti
anggap siswa itu mengalami kecemasan.
Subjek adalah
Siswa SMP N 4 Banguntapan, Bantul.Peneliti
melakukan treatment katarsis dalam menulis ekspresif. Subjek pada
awalnya dikumpulkan pada satu ruangan.Setelah diberikan ice breaking subjek
diminta membuka amplop yang sudah dibagikan peneliti. Kemudian subjek diminta
menulis ekspresif perihal apa yang subjek rasakan dan subjek khawatirkan
menjelang pengumuman ujian nasional. Subjek diberi waktu selama 20 menit.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Wilcoxon signed
rank Test dan
menggunakan SPSS 16,0 for Windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Hipotesis
Ada
pengaruh katarsis dalam menulis ekspresif terhadap penurunan kecemasan
menjelang pengumuman hasil ujian nasional pada siswa SMP N 4 Banguntapan,
Bantul.Kecemasan subjek penelitian mengalami penurunan setelah diberi perlakuan
berupa katarsis dalam menulis ekspresif.Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS dengan teknik analisis data Wilcoxon
Signed Rank, dalam tabel descriptive statistics, diperoleh mean pada
pretest sebesar 42.4444 dan mean pada posttest 49.6667. Skor minimum kecemasan pada pretest
adalah sebesar 46.00, sedangkan pada posttest adalah sebesar
33,00 Skor maksimum pada pretest adalah sebesar 57.00, sedangkan pada posttest
adalah sebesar 50.00. Berdasarkan
perbedaan mean, skor minimum, dan skor maksimum antara prestest dan posttest,
diketahui bahwa skor yang diperoleh pada posttest lebih
rendah dibandingkan skor yang
diperoleh pada pretest.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kecemasan setelah diberikan perlakuan.
Pada tabel ranks (posttest – pretest),
diperoleh negative ranks (posttest < pretest)sebanyak 8 orang, positive ranks (posttest >
pretest) sebanyak 1 orang, dan tidak ada subjek yangties (posttest = pretest) . Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa terdapat 8 subjek yang mengalami penurunan tingkat
kecemasan, 1 subjek yang mengalami peningkatan tingkat
kecemasan, dan tidak ada yang tidak mengalami perubahan.
Pada tabel Test Statistics, diperoleh nilai z = -2,312 dan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar
0,021. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 (p < 0,05), sehingga hipotesis diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh katarsis dalam menulis
ekspresif terhadap penurunan kecemasan menjelang pengumuman hasil ujian
nasional pada siswa SMP N 4 Banguntapan, Bantul.Kecemasan subjek penelitian
mengalami penurunan setelah diberi perlakuan berupa katarsis dalam menulis
ekspresif.
2.
Pembahasan
Kecemasan
adalah ketidak-mampuan individu dalam mengendalikan emosi dan perasan antara
ketakutan dan kekhawatiran (Hyun, 1999), yang kuat serta meluap-luap (Chaplin,
2006) yang menyebabkan kegelisahan irasional (Mcloone, 2006), dan perasaan
tidak nyaman pada individu tersebut (Tell, 2010).Kecemasan yang dihadapai
subjek penelitian ini adalah kecemasan menjelang pengumuman hasil ujian
nasional. Sebagai contohnya adalah Kh siswa SMP yang cemas dengan hasil ujian
nya yang sudah diperkirakannya tidak akan begitu memuaskan.
Katarsis
dalam Menulis Ekspresif adalah suatu bentuk ekspresi katarsis dengan
menggunakan proses pelepasan diri dari emosi yang ditekan, melibatkan perasaan
alamiah sebenarnya dan mengubahnya menjadi bahasa oral atau tertulis.
Didukung
oleh jurnal penelitian Qonitatin,Widyawati, dan Asih, 2011,bahwa katarsis
dalam menulis ekspresifdapat menurunkan tingkat
depresi maka kami selaku peneliti memilih katarsis dalam menulis ekspresif
dalam menurunkan kecemasan menjelang pengumuman hasil ujian nasional.
Penelitian menggunakan katarsis dalam menulis ekspresif sebagai perlakuan dikarenakan adanya penyingkapan
emosi yang dialami pada menulis pengalaman emosional sebagai faktor yang
menghasilkan efek teraupetik. Sebaliknya, menulis hal-hal yang tidak sampai
melibatkan unsur emosi di dalamnya, seperti membuat deskripsi mengenai kegiatan
sehari-hari atau deskripsi suatu tempat misalnya, tidak menghasilkan efek yang
sama. (Qonitatin, 2011).
Peneliti menggunakan skala yang mengungkap kecemasan seseorang menjelang
pengumuman hasil ujian nasional. Dalam skala ini terdapat pilihan jawaban pada
masing-masing aitem terdiri dari lima kategori : Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Persebaran aitem
pada saat try out digambarkan pada
table berikut :
Aspek
|
Indikator
|
Aitem
|
Jumlah
|
Favorable
|
Unfavorable
|
Aspek Psikologis
|
1. Kegelisahan
2. Gugup
3. Tegang
4. Rasa
tidak aman
5. Takut
6. Cepat
terkejut
|
1,
17
2,
18
3,
19
4,
20
5,
21
6,
22
|
33,
49
34,
50
35,
51
36,
52
37,
53
38,
54
|
4
4
4
4
4
4
|
Aspek Fisiologis
|
1. Jantung
berdebar
2. Keringat
dingin pada telapak tangan
3. Respon
kulit berkurang terhadap sentuhan dari luar
4. Tekanan
darah meninggi (mudah emosi)
5. Gerakan
berulang-ulang tanpa disadari
6. Pegal
7. Pernapasan
terganggu
8. Pencernaan
terganggu
|
7,
23
8,
24
9,
25
10,
26
11,
27
12,
28
13,
29
14,
30
|
39,
55
40,
56
41,
57
42,
58
43,
59
44,
60
45,
61
46,
62
|
4
4
4
4
4
4
4
4
|
Aspek Sosial
|
1. Sikap
dingin terhadap orang lain
2. Gangguan
tidur
|
15,
31
16,
32
|
47,
63
48,
64
|
4
4
|
Jumlah
|
16
|
32
|
32
|
64
|
Peneliti
melakukan Try out kepada 30 orang.
Setelah try out dilakukan terdapat 25 aitem sahih dan 39 aitem yang dinyatakan
gugur. Dengan α 0,888. Persebaran aitem setelah dilakukan try out, yang peneliti gunakan sebagai pre test persebaran aitemnya sebagai berikut :
Aspek
|
Indikator
|
Aitem
|
Jumlah
|
Favorable
|
Unfavorable
|
Aspek Psikologis
|
1. Kegelisahan
2. Gugup
3. Takut
|
1
2,7
|
9, 18
14,
19
21
|
3
4
1
|
Aspek Fisiologis
|
1. Jantung
berdebar
2. Keringat
dingin pada telapak tangan
3. Tekanan
darah meninggi (mudah emosi)
4. Pegal
5. Pernapasan
terganggu
6. Pencernaan
terganggu
|
3
8
13
4, 10
5, 11
|
22
15, 23
25
|
2
3
1
2
3
3
|
Aspek Sosial
|
1. Sikap
dingin terhadap orang lain
2. Gangguan
tidur
|
6
12
|
20
|
1
2
|
Jumlah
|
11
|
12
|
13
|
25
|
Berikut ini adalah tabel dari uji
hipotesis dengan Wilcoxon
signed rank Test dan menggunakan SPSS 16,0 for Windows :
Test
Statisticsb
|
Pretest-posttest
|
Z
|
-2.312
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.021
|
Berdasarkan tabel Test Statistics, diperoleh nilai z = -2,312 dan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar
0,021. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 (p < 0,05), sehingga hipotesis diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh katarsis dalam menulis
ekspresif terhadap penurunan kecemasan menjelang pengumuman hasil ujian
nasional pada siswa SMP N 4 Banguntapan, Bantul.Kecemasan subjek penelitian
mengalami penurunan setelah diberi perlakuan berupa katarsis dalam menulis
ekspresif.
Dalam penelitian ini, juga terdapat subjek yang mengalami
penurunan tingkat kecemasan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain sebagai berikut, ruang laboratorium yang memadai, building raport yang baik, suasana yang
kondusif, subjek benar–benar menuliskan apa yang dikhawatirkan, dan penelitian
disesuaikan dengan waktu luang subjek.
KESIMPULAN
& SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang sudah dipaparkan di atas didapatkan
hasil sebagai berikut mean pada pretest
sebesar 42.4444 dan mean pada posttest 49.6667. Skor minimum
kecemasan pada pretest adalah sebesar 46.00, sedangkan pada posttest adalah sebesar 33,00 Skor
maksimum pada pretest adalah sebesar
57.00, sedangkan pada posttest adalah
sebesar 50.00, dan nilai sig berdasar
perhitungan SPSS adalah 0,021<0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu ada
pengaruh katarsis dalam menulis ekspresif terhadap penurunan kecemasan
menjelang pengumuman hasil ujian nasional pada siswa SMP N 4 Banguntapan,
Bantul. Kecemasan subjek penelitian mengalami penurunan setelah diberi
perlakuan berupa katarsis dalam menulis ekspresif.Penelitian ini dapat
diterapkan untuk sekolah guna menurunkan kecemasan murid-murid dalam menunggu
pengumuman ujian.
2. Saran
A. Untuk Testee
Saran untuk testee adalah terapkan menulis katarsis lebih sering
untuk menurunkan kecemasan menunggu pengumuman, walaupun menunggu pengumuman
mempunyai waktu yang lama sebaiknya bentuklah komunitas positif yang mampu
memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
B.
Untuk
Peneliti
Untuk peneliti adalah mengkondisikan testee harus lebih baik lagi,
jangan sampai testee menunggu, menciptakan suasana lebih kondusif agar testee
tidak bosan saat mengikuti penelitian.
C.
Untuk
Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya adalah mengembangkan penelitian dengan
menggunakan perlakuan lain yang serupa untuk mengetahui pengaruh penurunan
kecemasan menunggu pengumuman ujian. Skala yang digunakan mungkin masih belum komprehensif, maka sempurnakan skala pengukuran yang lebih baik. Sebelum
melakukan penelitian sebarlah angket sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik pula.
Qonitatin, N,dkk. (2011).
Pengaruh Katarsis Dalam Menulis Ekspresif Sebagai Intervensi Depresi Ringan
Pada Mahasiswa.Jurnal. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro.Vol. 9, No.1,
April 2011.